Rabu, 22 April 2009

pemBelajaRan K0ntekStuaL

Pendekatan Kontekstual adalah konsep belajar diman guru yang menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa menghubungkan pengetahuannya dengan penerapan dalam masyarakat.
Inti dalam belajar kontekstual adalah belajar melalui mengalami yang berorientasi pada latihan dan rangsangan atau tanggapan. Siswa yang aktif terhadap materi yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat dengan siswa mengalami dan berfikir.
Komponen pembelajaran kontekstual ada 7 yaitu :
1. Konstruktivisme
2. Inquiri
3. Bertanya
4. Masyarakat belajar
5. Penilaian autentik
6. Refleksi
7. Pemodelan
Rincian pembelajaran kontekstual yang diterapkan adalah :
1. Konstruktivisme yang dimaksud adalah siswa aktif, adanya kerja kelompok, adanya kebebasan, belajar adalah pemaknaan informasi baru.
2. Inquiri yang dimaksud adalah siswa mengamati, bertanya, menganalisis, dan merumuskan materi.
3. Bertanya yang dimaksud adalah siswa menanyakan materi yang belum jelas pada guru. Biasanya guru memberi umpan kepada siswanya untuk bertanya.
4. Masyarakat belajar yang dimaksud adalah bekerjasama dan belajar dari pengalaman orang lain.
5. Penilaian Autentik yang dimaksud adalah menilai dari berbagai cara dan berbagai sumber, mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa dari proses dan produk, tugas yang kontekstual (menghubungkan pengetahuan dengan penerapan dalam masyarakat), mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan pengalaman.
6. Refleksi yang dimaksud adalah guru menyimpulkan pembelajaran hari itu dengan meluruskan materi yang salah dan menunjukkan materi yang benar.
7. Pemodelan yang dimaksud adalah membahas gagasan yang diperlukan, mendemonstrasikan, melakukan apa yang guru inginkan agar siswa melakukannya.
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual adalah :
1. Relating (dikaitkan dengan konteks dunia nyata).
2. Transfering (memanfaatkan konteks baru). Dalam hal ini guru memberikan materi yang dimilikinya yang dikreasikan dengan hal yang baru bagi siswa.
3. Eksperience (pengalaman). Siswa memahami makna dan menghubungkan teks dengan dunia nyata.
4. Applying (penerapan).
5. Cooperating (interpersonal).
Contoh observasi terhadap guru B.Indonesia di SMK Ketintang 1 :
Kegiatan inti pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan materi membaca cepat pemahaman dan submaterinya membaca prosa dengan judul Jayaprana dan Layonsari adalah :
1. Guru menjelaskan modul materi hari itu.
2. Guru menjelaskan materi membaca cepat pemahaman.
3. Guru berusaha melakukan apersepsi (menggali pengetahuan siswa tentang materi membaca cepat pemahaman dengan memberi pertanyaan atau mengecek pengetahuan membaca terdahulu).
4. Guru meminta siswa membaca pada buku belajarnya dengan aba-aba bersama-sama dan akan memberikan aba-aba selesai pada waktu yang ditentukan guru.
5. Siswa membaca dengan serius dan tenang tanpa bersuara.
6. Guru memberi aba-aba stop tanda selesai (pada menit kedua) dan meminta siswa menandai kata terakhir yang dibaca lalu meminta siswa menghitung berapa kata yang telah dibaca (apakah sudah membaca cepat pemahaman atau belum).
7. Guru menanyakan isi paragraf 1 dan siswa tidak bisa menjawab isinya.
8. Guru menyimpulkan bahwa siswa belum membaca cepat pemahaman tetapi membaca cepat saja.
9. Guru menjelaskan kembali tentang materi membaca cepat pemahaman karena siswa belum mampu memahami membaca cepat pemahaman.
10. Guru meminta siswa membaca teks lain dari awal sampai akhir dengan menentukan waktu mulainya dan meminta siswa menghitung sendiri kata yang dibaca pada menit terakhir mereka.
11. Guru menanyakan isi teks itu dan menyimpulkan isinya bersama.
12. Guru memulai materi baru yaitu membaca prosa Jayaprana dan Layonsari untuk menjawab soal yang tersedia.
13. Siswa menjawab soal di buku tugas tentang hal-hal yang terkait dalam prosa itu (tanpa melihat teks). Ada 4 soal tentang prosa itu dan 1 soal yang menghubungkan dengan dunia nyata (tentang kaitan prosa itu dengan masyarakat yang sesungguhnya).
14. Koreksi bersama (dibahas bersama).
15. Guru meminta siswa mengerjakan tugas berikutnya yaitu menceritakan kembali dan membuat alur penyelesaian yang masuk akal yang sesuai logika (Bukan alur yang sama seperti dalam prosa itu).
16. Koreksi bersama lagi (siswa membacakan hasil tugasnya).
17. Refleksi (keterangan dari guru bahwa akhir cerita atau penyelesaian cerita Jayaprana dan Layonsari yang sebenarnya).
18. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu membaca teks cerita Robohnya Surau Kami karya A.A Navis dan menjawab soal dibawahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar