Selasa, 03 Maret 2009

PEMEROLEHAN BAHASA

Hakekat Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa bersifat subsadar dan alamiah maksudnya pemeroleh bahasa tidak menyadari bahwa dia memperoleh suatu bahasa sedangkan belajar bahasa bersifat sadar dan ilmiah maksudnya sengaja mempelajari suatu bahasa.

A. Gagasan Chomsky tentang Bakat Bahasa

Chomsky memulai gagasannya dengan asumsi dasar bahwa anak yang memperoleh bahasa tidak hanya sekadar belajar sebuah akumulasi tuturan yang acak tetapi mempelajari seperangkat kaidah yang melandasi prinsip pembentukan pola ujaran. Seorang anak membuat dan menginternalisasikan tata bahasa dengan cara-cara tertentu. Ia akan mencari keteraturan tuturan yang didengarnya di sekitarnya.

Menurut Chomsky, kesemestaan bahasa terdiri atas 2 tipe yaitu :

1. Kesemestaan substantif

Kesemestaan ini mewakili blok fundamental bahasa, contohnya seorang anak secara instingtifsecara otomatis menolak bersin, tepuk tangan, bunyi tapak kaki sebagai bunyi bahasa tetapi ia menerima bahwa /b, o, g, l/ dan seterusnya sebagai bunyi bahasa.

2. Kesemestaan formal

Kesemestaan ini berkenaan dengan bentuk tata bahasa termasuk cara dimana bagian yang berbeda itu berhubungan satu dengan yang lain, contohnya pengetahuan bawaan orang Eskimo tentang membangun iglo itu bentuknya bulat dan tidak kerucut.

Bakat bahasa berada dalam black box yang disebut LAD (Language Acquisition Device) atau peranan pemerolehan bahasa yang terdiri atas 4 bakat yaitu :

1. Kemampuan membedakan bunyi ujaran dengan buntu yang lain dalam lingkungannya.

2. Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang beragam.

3. Pengetahuan tentang adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan sistem yang lain yang tidak mungkin.

4. Kemampuan mengevaluasi sistem perkembangan bahasa yang membentuk sistem yang mungkin dengan cara paling sederhana dari data kebahasaannya.

B. Bukti Biologis Bakat Bahasa

Bukti biologis dapat dilihat dari adanya mulut, paru-paru, dan otak. Mulut terdiri atas gigi, bibir, lidah, rongga mulut, laring, pita suara. Paru-paru yang tetap bekerja normal tanpa gangguan saat manusia berbicara. Dan otak dari bagian terendah, pangkal otak, dan bagian tertinggi yaitu serebrum. Pangkal otak menjaga tubuh tetap hidup dengan mengendalikan pernapasan, detak jantung. Serebrum ada hemisfer serebral yaitu kiri dan kanan. Hemisfer kanan mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri begitu juga sebaliknya.

Otak mengalami laterisasi yaitu pengkhususan fungsi otak sebelah kiri dan kanan untuk fungsi tertentu. Bahasa dilaterisasikan pada otak sebelah kiri. Ada 2 kawasan otak yaitu :

1. Area Broca

Terletak di depan dan di atas telinga kiri. Kerusakan pada area ini merusakkan produksi tuturan, artikulasi kata kurang jelas, lafal bunyi bahasa tidak baik, kalimatnya tidak gramatikal, tidak lancar berbicara, namun masih mampu memproduksi tuturan yang bermakna. Penyakit ini disebut afasia Broca.

2. Area Wernicke

Terletak di sekitar dan di bawah telinga kiri. Kerusakan pada area ini merusakkan tuturan pemahaman.

Afasia adalah kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan untuk memakai bahasa lisan karena penyakit, cacat, atau cedera pada otak. Ada 2 jenis afasia yaitu :

1. Afasia Broca adalah afasia yang terjadi karena kerusakan jaringan pada bagian depan otak yang ditandai dengan bicara yang sulit dan tersendat-sendat.

2. Afasia wernicke adalah afasia yang terjadi karena kerusakan jaringan pada bagian belakang otak yang ditandai dengan ketidakmampuan memahami kalimat dan menghasilkan kalimat yang bermakna.

Tahap Perkembangan Bahasa Anak adalah sebagai berikut :

1. Menangis pada saat lahir.

2. Mendengkur pada saat anak berusia 6 minggu.

3. Meraban pada saat anak berusia 6 bulan dengan serentak menghasilkan vokal dan konsonan. Fase ini merupakan pelatihan bagi alat-alat ucap.

4. Pola intonasi pada saat anak berusia 8 atau 9 bulan dengan menirukan pola intonasi mirip yang dikatakan ibunya.

5. Tuturan 1 kata pada saat anak berusia antara 1 tahun sampai 18 bulan dengan mulai mengucapkan rata-rata 15 kata yaitu menyebut nama orang, binatang, atau benda-benda, misalnya bapak, ibu, kucing, boneka.

6. Tuturan 2 kata pada saat anak berusia 2 ½ tahun dengan kenaikan kosakata mencapai beberapa ratus kata tetapi dalam pengucapan kata-kata penting saja yang diucapkan. Contohnya, Ani ingin minum susu diucapkan dengan Ani susu.

7. Infleksi kata bahasa Indonesia berwujud pemerolehan bentuk derivasi seperti awalan, kata ulang. Kata yang dianggap tidak penting mulai digunakan di antara kata benda dan kata kerja yang diucapkan. Terjadi pada saat anak berusia 2 sampai 3 tahun.

8. Kalimat tanya dan ingkar pada saat anak berusia 3 ½ tahun dengan mulai memperoleh kalimat tanya seperti apa, bagaimana, siapa. Contohnya, apa saya boleh makan? Disamping itu mulai mengenal bentuk ingkar. Contohnya, Ani tidak menangis.

9. Konstruksi yang jarang dan kompleks pada saat anak berusia 5 tahun dengan pemerolehan kalimat majemuk. Contohnya, Ali dan adiknya pergi ke pasar.

10. Tuturan yang matang pada saat anak berusia 11 tahun dengan menghasilkan kalimat perintah, tuturan yang lengkap mirip atau sama dengan orang dewasa. Contohnya, tolong ambilkan buku itu!